Sabtu, 26 Desember 2009

DISKON VS MEREK? PILIH MANA?

Bulan Desember bulan penuh diskon! Mungkin itulah yang terjadi sekarang. Hal itu dikarenakan adanya moment seperti Hari Raya Natal dan Tahun Baru secara berdekatan. Di moment seperti inilah, diskon diadakan secara besar-besaran. Di sisi lain, merk pun jadi hal yang menggiurkan bagi sebagian orang. Ada saja konsumen yang ingin berburu diskon saja, merk saja, atau bahkan mungkin keduanya, diskon dan merek.
Merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk/ jasa dan menimbulkan arti psikologis/ asosiasi. Seseorang yang membeli barang bermerek didasarkan atas faktor pembelian individu berdasar psikologis pribadi seseorang. Sedangkan diskon merupakan suatu bentuk keasyikan bagi konsumen, dimana konsumen bisa membeli atau bahkan memborong barang-barang yang berkualitas namun harganya lebih rendah dibandingkan harga aslinya.
Sesuai dengan tema yang diambil yaitu perilaku konsumen, maka penulis mengamati sekitar, yaitu bagaimana konsumen memilih antara diskon dan merk. Dari sejumlah konsumen, mereka lebih memilih atau bahkan mungkin tergila-gila dengan diskon. Strategi pemasaran harus berlandaskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Kebanyakan konsumen memilih diskon, dikarenakan harganya relatif lebih murah dari harga aslinya. Lalu alasan yang lain karena sebagian konsumen ingin membeli barang berdasarkan faktor marketing strategy (diskon) karena ingin memperbanyak barang, seperti baju dan sepatu. Di sisi lain, ada konsumen yang lebih memilih merek, dikarenakan ada suatu kebanggaan tersendiri ketika membeli barang yang bermerek.
Walau begitu, komponen sentral dari model adalah pengambilan keputusan konsumen, yaitu pemahaman dan evaluasi informasi merek. Bagaimana pertimbangan alternative merek disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, dan keputusan untuk merek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar